Ketika Tantangan Datang Di Depan Mata. Inikah Jalan Suksesku?




[THE LESSON-TANTANGAN] Surat-Surat Seorang Jutawan Kepada Putranya Tentang Hidup Dan Bisnis.

Sang putra ditawari kesempatan mendaftar di sekolah swasta yang termasyhur karena standarnya yang tinggi dalam hal kegiatan belajar, disiplin, dan semangat sekolah. Dia kebingungan, sangat ragu akan sanggup mengatasinya. Sang ayah memberikan nasihat tetapi tidak memaksa putranya membuat keputusan afirmatif.

Putraku,
                Aku mengerti kau baru saja menerima surat yang berisi kesempatan mendaftar di St. Andrew musim gugur ini. Aku agak terkejut ketika tahu bahwa kau tidak terlalu antusias bergabung dengan sekolah yang hebat dan menonjol ini.

                Kurasa banyak pemuda sebayamu yang akan menyambar kesempatan bergabung dengan perguruan tinggi elit ini. Sangat disayangkan banyak orang yang tak akan dapat memasukinya karena besarnya biaya yang diperlukan, keterbatasan geografis, atau prestasi sekolah yang tidak memadai.

                Seorang ayah tidak berhak mendorong putranya ke arah yang tidak dia minati; begitu banyak putra yang kehidupannya dicampuri dengan cara seperti ini lebih dari yang dapat kubayangkan. Tetapi aku ingin menyampaikan bahwa: kita hidup hanya sekali—maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya.

                Banyak kenalanku yang ketika berusia tiga puluh lima, empat puluh lima, atau lima puluh lima berkata, “aku sudah menyia-nyiakan hidupmu.” Sekitar 90 persen dari mereka mencari-cari alasan kenapa hidup mereka berlalu begitu saja, kenapa mereka tidak pernah mencapai apa pun; 10 persen lainnya dengan jujur mengakui bahwa mereka tidak menerima tantangan yang muncul ketika mereka masih muda. Aku menyesali orang-orang ini karena mereka memiliki banyak hal ketika tantangan itu dilemparkan kepada mereka—kecuali keberanian untuk menerimanya.

                Menghadapi kesempatan yang baru yang melibatkan perubahan gaya hidup, pola hidup, serta pemanfaatan waktu kerap gagal dilakukan banyak orang. Hal tersukar yang pernah kulakukan adalah meninggalkan rumahku di kota kecil dan pergi menempuh jarak ribuan kilometer ke kota besar tanpa seorang pun yang kukenal. Tetapi itu satu-satunya jalan jalan menuju kesuksesan, dan sekalipun membencinya—karena jalan itu kutempuh sendirian—aku selalu memiliki tujuan di depan; tujuan yang telah kutetapkan olehku sendiri, untukku sendiri, dan aku berkeras untuk setidaknya mencobanya. Menerima tantangan mengubah seluruh hidupku.

                Tantangan yang kau hadapi sekarang—mengatasi sekolah baru ini—adalah persimpangan dalam kehidupanmu, jika kau bahkan tidak mencoba jalan baru yang secara statistik terbukti lebih pasti dalam meraih kesuksesan karena tuntutannya mungkin terlalu banyak, maka kau telah siap—pada usia yang sangat belia—memulai pola yang dua puluh atau tiga puluh tahun dari sekarang akan membuatmu berkata, “Aku telah menyia-nyiakan hidupku.”

                Terdapat pasang-surut dalam upaya manusia, Yang, jika terbawa arus deras, akan menuju kekayaan,
                Tanpa itu semua, seluruh perjalanan hidup mereka hanya akan terjadi di tempat dangkal dan dalam kesengsaraan.
William Shakespeare
Julius Caesar

                Mari kita cermati tantangan ini. Jika kau memutuskan mencobanya, seberapa besar kerugiannya? Tak akan ada yang memotong tanganmu, menjebloskanmu ke penjara, atau membawa pergi sepeda motormu kalau kau gagal. Sebaliknya, jika kau gagal, janganlah berkecil hati, harena hal semacam itu sudah sangat sering menimpaku di dunia bisnis—hingga ke titik aku tidak pernah memikirkannya lagi. Kemarin hanya untuk pemimpi. Aku terlalu sibuk memikirkan pertempuran hari ini.

                Kegagalan itu lucu sekaligus menyedihkan. Kita begitu mencemaskan kedatangannya sehingga menumpuk bayangan buruk. Namun anehnya, ketika hari suram itu tiba, ternyata yang terjadi tidak seburuk yang kita bayangkan, entah kenapa, cara kerja pikiran kita yang cenderung berlebihan membangun bencana yang mungkin terjadi sering kali tidak akurat.

                Menurut evaluasimu terhadap sekolah baru ini, semua muridnya diharapkan mendapatkan nilai A untuk semua pelajaranan, mereka semua bertubuh sangat tinggi; mereka semua atlet dengan berat badan di atas seratus kilogram—dan selain itu, mereka semua melakukan berbagai proyek dinamis dalam catatan waktu yang sangat baik dan gaya yang membuat iri.

                Biar kuberi tahu—tidak, biar kujelaskan: persentase murid yang luar biasa di sekolah ini tak lebih tinggi daripada yang ada di sekolahmu sekarang; satu-satunya perbedaan  adalah kelompok ini berusaha lebih keras, dan karenanya berprestasi lebih banyak. Kau, sebagaimana manusia biasa lainnya di dunia, berada di kategori rata-rata dalam hal otak, kemampuan, dan lain-lain—dan itu tidak terlalu buruk, percayalah. Namun, ketika kau bergabung dengan sekolah atau kelompok sekaliber ini, pola dan upaya kerjamu otomatis bergerak sedemikian rupa dalam cara yang hampir tidak kau sadari karena kau akan mengikuti pasang—yang tidak akan surut.

                Aku tahu kau tidak tahu makna istilah “proses osmosis”, jadi biar kujabarkan untukmu: dalam bahasa sederhana, itu artinya terbenam sepenuhnya dalam suatu aspek kehidupan sehingga tak ada lagi yang bisa dilakukan selain menyerap aspek tersebut. Terbenam di antara kelompok murid berkaliber tinggi akan membuatmu meraih angka kesuksesan yang lebih tinggi karena aku tahu kau bukan tipe orang yang duduk-duduk membiarkan dunia melaju melewatimu. Alih-alih, kau ingin keluar dari sana dan berada di depannya. Setidaknya itulah kesanku terhadapmu hingga saat ini.

                Tantangan akan diperlakukan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Sebagian orang begitu takut akan kehidupan sehingga pencapaian mereka tak lebih dari sapi di padang rumput; sebagian lagi menyukai tantangan dan terus-menerus mencari tantangan baru. Di antara kedua kutub ini terdapat pembagi bernama akal sehat yang membagi tantangan yang tidak menuju ke mana-mana dari yang menuju ke suatu tempat. Lambat laun kau akan belajar bahwa tantangan merupakan bagian kehidupan—dan kau belajar cara menggunakannya dengan tahu bahwa kau akan sering menang, kadang-kadang kalah, tetapi apa pun hasilnya, kau menjadi orang yang lebih baik dengan berusaha.

                Sebagaimana yang dikatakan Gabriel Biel pada 1495, “Tak ada penakluk yang tidak bertarung.” Tetapi, cara apa pun yang kau tempuh untuk menerima ini atau tantangan apa pun dalam kehidupanmu, aku akan selalu menjadi ayahmu yang tercinta.

                Salam Sayang,

                Ayahmu Tercinta

0 Response to "Ketika Tantangan Datang Di Depan Mata. Inikah Jalan Suksesku?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel